Mohon Maaf www.suradyfly.blogspot.com Masih Dalam perbaikan

Ahli Temukan Bumi Kedua di Tata Surya Asing

Headline

dailymail.co.uk
Oleh: Billy A. Banggawan
Teknologi - Senin, 6 Agustus 2012 | 10:31 WIB
INILAH.COM, London - Sistem yang memiliki susunan seperti tata surya kita ditemukan seribu tahun cahaya dari Bumi. Temuan ini menawarkan potensi tempat hidup.
Di tata surya ini, sekelompok planet memiliki susunan serupa tata surya kita. Demikian dikatakan Dr Roberto Sanchis-Ojeda dari Massachusetts Institute of Technology, AS,seperti dikutipDailymail.
Pada tata surya kita, khatulistiwa matahari dan planet berada pada posisi hampir sejajar, paparnya. Bedanya, di tata surya asing ini, hanya ada tiga planet sedangkan di tata surya manusia ada delapan planet.
Sistem yang diberi nama Kepler-30 ini diketahui aktif secara magnetis dan tertutup bintik bintang.
“Barisan planet ini menawarkan pandangan pada masa depan sains planet luar,” tutup Drake Deming dari University of Maryland, AS. [ikh]

Lima Mitos Kiamat Suku Maya Terpatahkan

Pada Jumat, 21 Desember, beberapa orang mengatakan bahwa kiamat yang diramalkan suku Maya akan tiba dan dunia bakal berakhir. Kabar baik, kiamat tersebut tampaknya tidak akan terjadi.

Badan antariksa NASA mengeluarkan siaran pers tertanggal 22 Desember yang berjudul “Kenapa Dunia Tidak Berakhir Kemarin”.

Ramalan mengenai kiamat suku Maya muncul dari sebuah kesalahpahaman tentang kalender perhitungan panjang Maya kuno, yang mengakhiri siklus 400 tahun yang disebut b'ak'tun pada 21 Desember, 2012, yang merupakan hari titik balik matahari pada musim dingin. 

Perhitungan itu kebetulan saja merupakan b'ak'tun ke-13 dalam kalender, yang merupakan patokan suku Maya yang dianggap sebagai siklus penuh penciptaan alam semesta.

Apakah Anda paham? Siklus. Dengan kata lain, suku Maya memiliki pandangan siklus untuk waktu dan tidak akan melihat akhir dari siklus kalender tersebut sebagai akhir dunia. 

Sebenarnya perkiraan tersebut tidak akan muncul sampai bangsa Barat mulai menafsirkan ulang kalender dalam beberapa dekade terakhir — bahwa kalender tersebut mengisyaratkan tanda-tanda kiamat.

Rumor kiamat suku Maya menjamur di internet, mulai dari keyakinan bahwa 21 Desember akan membawa era baru pemahaman perdamaian dan pemahaman universal hingga prediksi peristiwa astronomi yang menghancurkan alam semesta. Kita semua mendukung perdamaian dunia, tapi kami di sini ingin membuat rasa takut Anda hilang, terkait kemungkinan hancurnya Bumi. 

Berikut lima kekhawatiran ramalan kiamat suku Maya yang umum dan mengapa ramalan itu tidak akan terjadi:

Prediksi 1: Matahari akan membunuh kita semua
Orang-orang yang meyakini kiamat suku Maya mulai mengada-ada tentang fakta bahwa matahari sedang memasuki fase aktivitas maksimum. Matahari berputar melalui periode tenang dan kegiatan yang memuncak kira-kira setiap 11 tahun — periode aktif ditandai dengan peningkatan badai matahari dan lidah api.

Beberapa lidah api memang bisa memengaruhi Bumi. Ketika matahari melepaskan partikel elektromagnetik sedemikian rupa, hal tersebut dapat berinteraksi dengan atmosfer kita. Badai matahari dapat mengganggu telekomunikasi, meskipun itu sebenarnya dapat dihindari. Partikel-partikel tersebut  juga bisa menyebabkan fenomena aurora, cahaya yang ada di belahan Bumi utara dan selatan.

Prediksi badai matahari yang akan terjadi pada 21 Desember dan akan menghancurkan planet ini tidak didasarkan pada kenyataan, seperti yang dinyatakan para ilmuwan NASA. Puncak matahari ini adalah salah satu yang “paling lemah” dalam sejarah, ujar Lika Guhathakurta, ilmuwan NASA, yang berbicara dalam panel online mengenai kiamat suku Maya pada 28 November. Dengan kata lain, para peneliti tidak melihat alasan untuk memprediksi bahwa badai matahari mampu menghancurkan peradaban kita.

Prediksi 2: Kutub magnet Bumi akan terbalik
Apa hubungannya kiamat suku Maya dan elektromagnetisme? Rumor itu menyatakan, Kutub Utara dan Selatan akan tiba-tiba bertukar posisi pada 21 Desember.

Kenyataannya adalah bahwa kutub tidaklah benar-benar berpindah posisi seperti kedengarannya: terkadang medan magnet Bumi memang berubah posisi, namun hal itu tidak akan terjadi hanya dalam waktu satu hari. Kutub berubah dalam waktu ratusan ribu tahun, ungkap NASA. Perubahan dari kutub magnet dapat menyebabkan sedikit peningkatan radiasi kosmik, namun perubahan sebelumnya tidak mengganggu kehidupan di Bumi seperti yang terlihat dalam catatan fosil.

Memprediksi perubahan kutub magnetik juga sulit. Perubahan terakhir terjadi sekitar 780.000 tahun yang lalu, oleh karena itu perubahan lain baru mungkin terjadi dalam beberapa ribu tahun berikutnya. Namun, telah ada setidaknya satu periode saat kutub magnet tetap berada pada posisinya selama 30 juta tahun.

Prediksi 3: Planet X akan bertabrakan dengan Bumi
Planet X, kadang-kadang dikenal dengan nama Nibiru, sebenarnya tidak ada. Namun demikian, beberapa orang yang berteori tentang kiamat telah meramalkan bahwa pada 21 Desember "planet  asing" itu akan bertabrakan dengan Bumi, dan memusnahkan semua makhluk hidup.

Rumor Planet X dimulai pada 1976, ketika mendiang penulis Zecharia Sitchin mengklaim telah menerjemahkan teks bangsa Sumeria yang menemukan kembali planet Nibiru yang hilang, yang diduga mengorbit matahari sekali setiap 3.600 tahun — ini menjelaskan mengapa manusia dan teleskop modern tidak pernah melihat planet tetangga itu.

Pada 2003, orang yang mengaku sebagai peramal dan penghubung alien, Lieder Nancy, memperingatkan bahwa planet tersebut akan bertabrakan dengan Bumi. Bila itu tidak terjadi, maka tahun kejadian tersebut  berubah menjadi 2012,  bertepatan dengan mitos kiamat suku Maya.

Tentu saja, seharusnya sebuah planet yang berada pada jalur tabrakan dengan Bumi dalam beberapa hari saja, dapat sangat terlihat dengan mata telanjang. Bahkan, Nibiru seharusnya muncul sama terangnya dengan Mars di langit malam pada April 2012, jika ramalan itu benar. Mengingat NASA memiliki kemampuan untuk melihat ke luar angkasa, sebuah planet terdekat menuju Bumi tidak akan lolos dari deteksi mereka.

"Kami seharusnya sudah melihat planet itu beberapa  tahun lalu," kata Don Yeomans, manajer Near-Earth Object NASA di Pasadena, California.

Prediksi 4: Planet-planet akan sejajar
Ketakutan lain adalah planet-planet akan sejajar pada 21 Desember, entah bagaimana kejadian itu bisa memengaruhi planet kita. Teori yang satu ini sangat mudah untuk dibantah. Berikut penjelasan NASA:

"Tidak ada kesejajaran planet dalam beberapa dekade mendatang," seperti yang diungkapkan situs  lembaga antariksa itu pada 2012. "Bahkan bila kesejajaran tersebut benar-benar terjadi, tidak akan ada efek yang berarti pada Bumi."
Sebelumnya memang ada kejajaran planet pada 1962, 1982 dan 2000, seperti yang diungkapkan NASA, dan kita semua toh masih hidup.

Prediksi 5: Bumi akan gelap total

Rumor ini, beredar lewat email sampah, klaim yang menyebutkan bahwa NASA memprediksi bahwa Bumi akan mengalami kegelapan total antara 23 Desember dan 25 Desember. Itu benar-benar merusak keceriaan di hari Natal!

Beberapa email mengklaim, situasi tersebut akan terjadi sebagai akibat dari matahari dan Bumi yang sejajar untuk pertama kalinya, sementara pihak lain mendasarkannya pada kisah liar bahwa Bumi memasuki "sebuah sabuk tidak bergerak" yang disebut sabuk Photonic. Apapun dugaan penyebab terjadinya fenomena gelap total pada Bumi, hal itu sama sekali tidak akan terjadi, ungkap NASA.

"Tidak ada kesejajaran seperti itu," tulis pejabat di badan antariksa tersebut.

Lima Mitos dan Kesalahpahaman Soal Mars

Mars, tetangga Bumi, mungkin adalah planet yang paling sering dipelajari di tata surya kita. Sudah ada dua robot penjelajah, Spirit dan Opportunity, yang meneliti permukaan Mars sejak 2004.

Kini Spirit tak lagi mengirim data komunikasi kembali ke Bumi. Meski Opportunity masih berjalan namun NASA berencana mengirimkan robot penjelajah ketiga di permukaan Mars pada Senin (6/8) siang WIB bernama Curiosity. Robot penjelajah ini akan mengangkut instrumen ilmiah dengan massa 10 kali lebih banyak dari robot-robot penjelajah sebelumnya di Mars. Robot ini diharapkan bisa memberi kesempatan untuk mengetahui Planet Merah secara lebih mendalam.

Sebelum eksplorasi Mars dimulai, ada kesalahpahaman yang muncul tentang planet ini akibat minimnya informasi. Berikut adalah mitos-mitos Mars yang masih bertahan.

Mitos #1: Ada wajah di Mars
Pada 1976, pesawat luar angkasa Viking 1 milik NASA mengambil foto permukaan planet Mars yang ternyata agak mengerikan. Terlihat seperti ada wajah manusia yang melihat dari permukaan planet tersebut. Ilmuwan sudah mengatakan bahwa 'Wajah di Mars' adalah trik cahaya dan bayangan, namun publik keburu heboh. Para penyuka teori konspirasi menganggap wajah di Mars sebagai bukti kehidupan. Tabloid gosip pun terus membahasnya. Bahkan, episode serial televisi "The X-Files" pernah membahas hal ini pada 1993 (episode: "Space").

Pada 1998, Mars Global Surveyor NASA terbang ke 'wajah' tersebut dan mengambil gambar tajam pertama dari bentuk tanah di Mars sejak misi pesawat Viking. Kali ini, bentuknya tidak lagi seperti wajah, melainkan hanya mesa, semacam bukit atau gunung dengan permukaan rata. Teori wajah di Mars pun semakin diragukan lagi pada 2001, saat Mars Global Surveyor mengambil lebih banyak foto. Dengan resolusi tinggi, wajah di Mars ternyata hanyalah sebuah 'butte', bukit terisolasi dengan bagian atas rata.

Mitos #2: Penduduk Mars membangun saluran air yang rumit

Lama sebelum wajah Mars menjadi misteri publik, pengamat planet yakin bahwa ada bentuk-bentuk aneh menghiasi permukaan Planet Merah tersebut. Pada 1887, astronom Italia Giovanni Schiaparelli melihat bentuk-bentuk yang ia sebut 'canali' atau kanal, di permukaan planet Mars. Apakah fitur-fitur ini bisa menjadi bukti irigasi dan peradaban?

Begitulah yang dipikirkan oleh pebisnis Amerika Percival Lowell. Gambar-gambarnya akan kanal-kanal di Mars dan tiga buku yang ia terbitkan antara 1895 dan 1908 menyebarkan ide bahwa ada mahluk cerdas yang membangun kanal untuk menarik air dari puncak es Mars.

Foto jarak dekat Mars pada 1965, diambil oleh pesawat luar angkasa Mariner 4, membunuh teori tersebut. Ternyata kanal itu tidak ada, hanya ilusi optik.

Mitos#3: Mars punya lautan

Awalnya, Mars diduga memiliki lautan. Pada 1784, astronom Sir William Herschel menerbitkan penelitian hasil pengamatan teleskop akan Mars. Ada temuan yang tepat dari laporan tersebut, namun Herschel membuat asumsi salah akan area gelap di Mars yang ia anggap sebagai lautan. Ide bahwa Mars punya lautan bertahan sepanjang 1800an. 

Setelah Mars dilihat lebih dekat, planet itu ternyata sangat kering, meski para ilmuwan percaya bahwa ada air yang pernah mengalir di planet itu miliaran tahun lalu. Sampai sekarang, air yang ditemukan di Mars sudah 'terkunci' jadi es di tanah, sementara bukti air di permukaan Mars masih belum jelas.

Mitos #4: Mars akan terlihat sama besarnya seperti Bulan
Sejak 2003, beredar email yang mengklaim bahwa pada tanggal-tanggal tertentu, Mars akan terlihat sama besarnya seperti bulan purnama dari Bumi. Dan, dengan pesan tambahan, penulisnya memberi peringatan buat pembaca, "Orang yang hidup sekarang tidak akan bisa melihatnya lagi." Ternyata memang tidak ada yang pernah melihat Mars sama besarnya dengan bulan. Orbit Mars membawa planet tersebut dekat dengan Bumi pada 27 Agustus 2003, namun planet tersebut 'hanya' terlihat enam kali lebih besar dan 85 kali lebih terang, tapi tidak sebesar Bulan.

Posisi Mars pada 2003 ini adalah yang paling dekat dengan Bumi dalam 60 ribu tahun terakhir, sekitar 56 juta kilometer. Sebagai perbandingannya, Bulan rata-rata berada pada jarak 384.400 km dari Bumi. Meski ukurannya jauh lebih besar, Mars harus berada sangat dekat dengan Bumi untuk bisa menyaingi Bulan.

Mitos #5: Ada kehidupan mahluk cerdas di Mars
Kemungkinan adanya kehidupan di Mars memang belum dicoret, namun kini para ilmuwan lebih mencari mikroba kecil, bukan mahluk Mars super cerdas dengan lengan seperti tentakel. Pada 1784, Sir William Herschel yang sangat percaya pada mahluk ekstraterestrial menulis bahwa orang-orang Mars "kemungkinan menikmati situasi yang sama seperti kita."  Dia mendasarkannya pada kanal-kanal yang menjadi dasar adanya peradaban kuno di planet tersebut. Tentu saja, teori akan kanal tersebut tak terbukti.

Mungkin mahluk Mars yang paling terkenal ada di novel karya H.G.Wells berjudul "The War of the Worlds" yang diterbitkan pada 1898. Pada 1938, drama radio dari novel tersebut menyebabkan kepanikan saat para pendengar mengira bahwa benar-benar ada serangan dari Mars. Baru saja 17 tahun sebelumnya, New York Times menerbitkan artikel soal Marconi Wireless Telegraph Company, Ltd., yang menerima transmisi dari Mars secara reguler.